Sdr/i seiman ytksh.
Tadi mlm kami melayat di Biara SSpS Kewapante tempat Sr Nikolin SSpS, 1 dari 10 warga yg meninggal korban letusan Gunung Apil Lewotobi. Pagi ini misa penguburan jam 9.00.
Tadi mlm kmi dengar langsung dari para Suster korban.
Sr Nikolin SSpS berasal dari Ngada. Baru usia 50an tahun. Dia adalah Muder (Ibu dari semua Suster dlm satu rumah biara = pemimpin biara).
Jam 10.00 mlm, pd mlm itu, mulai terjadi bunyi gemuruh besar disertai kilat dan petir. Memang mlm itu ada hujan walau tak lebat.
Mendengar bunyi gemuruh itu, para Suster (dan warga masyarakat lain jg) mulai takut.
Mereka usulkan kpd Suster Muder (Sr Nikolin) sebaiknya segera ungsi dan lari ke tempat lain mlm itu juga.
Tapi Suster Muder bilang spy tetap tenang: "Itu guntur biasa krn mau hujan. Itu bukan gunung api". Maka mereka tdk jadi lari dan pergi tidur
Nah Gunung api meletus jam 12.00 lewat. Nah,, ini letusan paling besar dan berbahaya karena dia memuntahkan batu2 bedar panas berapi.
Untung jam 12.00 itu, ada satu anak yg kerja di Susteran SSpS main HP dan belum tidur hingga jam 12.00.
Waktu hujan api menyiram seluruh Hokeng termasuk biara Suster, bagian2 lain dari biara sudah nyala terbakar.
Maka anak ini tidak hanya lari meluputkan dirinya sendiri.
Catatan: rumah biara Suster di Hokeng itu luas memenuhi hamparan sekitar 1 hektar.
Anak ini tdi lari di antara bagian biara yg sdh ada api di mana-mana langsung pergi ke bagian kamar2 para Suster dan pukul pintu mereka satu per satu dan minta keluar dan lari.
Mereka bilang "Kami perempuan hrs gopo gapa ganti baju seadanya dlm gelap, tanpa listrik, tanpa senter, kecuali lihat api di luar kamar. Kami buka pintu kamar, sendal2 dan sepatu di luar pintu kamar sudah terbakar sperti barang yg sudah disiram bensin... dan sesudah itu lari....dlm kegelapan tapi sembunyi di tempat2 aman krn batu api dari langit tetap berjatuhan... "
Kalau tdk dibangunkan oleh anak ini, korban Suster pasti lbh byk. Sesampai di kamar Muder, pintu terkunci dan kamar ada nyala api. Rupanya sdh meninggal krn batu besar yg jatuh persis di atas kamarnya.
Kemarin pagi waktu letusan berkurang baru jenasahnya dievakuasi
Batu besar. Tembus hubungan rumah, langsung di kamar tidurnya. Batu panas api itu melewat kerangka rumah yg tinggi, balok besar, semen, semuanya tembus, melewati tempat tidur, masuk di lantai semen berjubin, dan semen berjubin pun tembus hingga batu besar itu tetap tembus masuk terkubur di dlm tanah.
Ngeri. Kekuatan alam dasyat sekali.
Batu besar sebesar drom, panas yg biasanya sekitar 1000 derajat celcius dan terbang dari mulut Gunung api sejauh 7 km hingga biara Suster SSPS Hokeng. Batu sebesar drom itu terbang sperti roket atau rudal (peluru kendali). Itu artinya kekuatan daya dorong dari mulut Gunung api sulit dibayangkan hebatnya.
Catatan:
Hokeng adalah sebuah dataran besar dan paling subur dari Flores Timur. Ya subur karena letusan Gunung Lewotobi juga dari dulu. Thn 1930an, SVD sempat incar tempat ini utk dirikan Seminari tinggi tapi tdk jadi krn jauh dari pelabuhan laut, maka pilih Ledalero yg tdk jauh dari pelabuhan laut Maumere.
Keuskupan Larantuka pilih Hokeng utk Seminari Menengah Hokeng dan juga menjadi pusat misi biara SSPS se-Flores sejak tahun 1930an. Itu sebabnya rumah biara Suster SSpS di Hokeng luas dan besar seluas sekitar satu hektar.
Sejak thn 2000an kalau sy tak salah, kantor pusat SSpS sdh pindah ke Maumere.
Ok mari kita berbelarasa dgn bantu ringankan penderitaan sdr kita korban gunung api Lewotobi.
Hidup ini hanya sementara dan sangat rapuh. Amin.
Trmksh
P Alex Jebadu SVD
Ledalero 5/11/2024